Minggu, 20 Maret 2011

tourism mane'e in talaud

 bhs.Indonesia.....................................................................


Jarang ada penangkapan ikan yang didahului dengan menggiring ikan menggunakan rotan yang diikat janur dan dilakukan beramai-ramai dari kedalaman tiga meter, kemudian dikurung di lokasi tertentu di pesisir pantai. Peristiwa unik tersebut masih dilakukan masyarakat pada sejumlah pulau di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.
 
Keunikan peristiwa tersebut telah berkembang menjadi cerita hangat di kalangan para petualang di dalam dan luar negeri. Maka, ketika pada awal Maret 2007, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menyebarkan informasi tentang acara Festival Mane’e di Pulau Intata, Kabupaten Talaud, pada 21 Mei 2007, sebanyak 40 warga Jepang langsung mendaftarkan diri pada ASEAN-Japan Centre: pusat promosi perdagangan, investasi, dan pariwisata ASEAN yang berkantor pusat di Tokyo.
Mereka ingin menyaksikan langsung dan mengikuti seluruh proses penangkapan ikan secara tradisional tersebut. “Sudah lama saya mendengar cerita tentang Mane’e. Kisahnya membuat saya sangat penasaran dan ingin segera menyaksikan langsung, tetapi baru kali ini kesempatan itu datang,” kata Naoko Miyazaki yang tinggal di Tokyo, Jepang.
Sejarah
Naoko mengaku sejak akhir Maret 2007, dia bersama tiga temannya mulai mengumpulkan bahan-bahan dan informasi tentang Mane’e, sejarah, serta kebudayaan masyarakat Kepulauan Sangihe dan Talaud. Informasi yang terkumpul sangat menarik sehingga membuat mereka meyakini perjalanan wisata kali ini ke Indonesia pasti sangat memuaskan.
Di tengah persiapan yang makin matang untuk menuju ke Pulau Intata, ke-40 calon wisatawan asal Jepang mendapat kabar tentang perubahan waktu pelaksanaan Festival Mane’e; dari semula 21 Mei 2007 menjadi 23 Mei 2007. Perubahan itu tersiar di Jepang pada awal Mei
2007.
Akibatnya, 36 calon wisatawan asal Negeri Sakura itu langsung membatalkan rencana untuk mengikuti Festival Mane’e. Alasannya, jadwal perjalanan wisata mereka ke Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara sulit diubah lagi. Kalau memaksakan diri untuk mengikuti acara Mane’e pada 23 Mei 2007, berarti akan merusak sebagian besar rencana perjalanan.
Sepekan menjelang festival tersiar kabar lagi bahwa acara Mane’e di Pulau Intata tetap digelar pada 21 Mei 2007. “Berita ini terdengar setelah 36 turis Jepang telanjur membatalkan rencana perjalanan ke Intata. Jadi, tidak ada manfaat lagi,” ujar Naoko, wisatawan Jepang, yang bersama tiga temannya dari Tokyo memilih tetap ke Pulau Intata.
Belum dikelola
Mane’e memang sungguh istimewa. Misalnya, penentuan waktu acara didasarkan pada perhitungan gerakan bintang dan pasang-surut tertinggi air laut. Lokasi penyelenggaraan Mane’e telah disterilkan dari penangkapan ikan.
Dari sembilan lokasi di Pulau Intata dan sekitarnya satu lokasi di antaranya penangkapan ikan hanya dibolehkan sekali dalam setahun saat acara Mane’e. Delapan lokasi lainnya sterilisasi berlaku selama enam bulan. Luas setiap lokasi berkisar enam sampai delapan hektar. Di luar lokasi Mane’e, nelayan tetap menangkap ikan sepanjang tahun.
Setelah ikan digiring dengan janur yang terikat pada rotan ke sebuah kolam di dekat pantai, semua warga masyarakat diizinkan menangkapnya dengan tangan. Hasil tangkapan itu bisa dikonsumsi di rumah masing- masing.
Seiring dengan perkembangan zaman, Mane’e pun menjadi populer di berbagai pelosok dunia. Bahkan, kemudian berubah menjadi ikon pariwisata di Kepulauan Talaud. Apalagi, tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun itu tidak dijumpai di daerah lain.
Akan tetapi, pemerintah daerah, masyarakat adat, dan pelaku usaha di daerah tersebut belum mampu mengelola kegiatan Mane’e untuk menjaring wisatawan, termasuk dari mancanegara. Salah satu contoh adalah perubahan jadwal acara Mane’e saat menjelang kegiatan.
Selain itu, selama Mane’e berlangsung pun penyelenggara tidak pernah memastikan kapan proses penangkapan ikan dimulai. Akibatnya, banyak tamu dari luar Kepulauan Talaud yang tidak bisa menyaksikan seluruh proses penangkapan ikan. Saat mereka tiba di kolam pengurungan ikan, kegiatan Mane’e sudah selesai.
“Sejak awal April 2007 saya sudah menyiapkan diri untuk mengikuti serta merekam seluruh proses kegiatan Mane’e. Kami datang jauh-jauh dari Jepang karena acara seperti ini sangat langka. Karena itu, kami ingin melihatnya langsung. Tetapi, kami tidak bisa merekam seluruh proses itu karena waktu penangkapan ikan secara massal yang disampaikan panitia di Pulau Intata berbeda dengan fakta yang dilakukan nelayan,” ungkap wisatawan asal Jepang Nobuko Otsu bernada kecewa.
Langkah selanjutnya
Kekecewaan juga diutarakan Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Didien Junaedy. “Turis itu rela datang ke suatu kegiatan semata-mata mau melihat prosesnya. Itulah momentum yang dinilai paling penting dan paling bernilai,” ujar Didien.
Masalah tersebut timbul, lanjutnya, karena lemahnya koordinasi pihak penyelenggara Festival Mane’e mulai dari tingkat pusat hingga kecamatan. Jika acara Mane’e ingin dijual sebagai obyek wisata, mestinya penangkapan ikan secara massal diatur secara bertahap. Misalnya, penangkapan pertama dilakukan tamu dari luar Talaud, atau wisatawan asing. Setelah itu, menyusul masyarakat setempat dan sebagainya.
Mengapa wisatawan asing itu didahulukan? Karena mereka akan bisa bercerita dan menginformasikan kepada wisatawan lainnya di seluruh pelosok dunia. “Apabila upacara Mane’e memberi kesan positif, pada kegiatan berikutnya pasti diminati banyak turis asing,” kata Didien.
Selain itu, waktu penyelenggaraan acara Mane’e juga harus ditetapkan setahun sebelumnya. Hal ini penting karena bagi turis mancanegara, setiap perjalanan wisata ke luar negeri selalu
dijadwalkan beberapa bulan sebelumnya, disertai penetapan waktu dan lama kunjungan di setiap lokasi, serta biaya.
Di samping itu, penjadwalan yang jelas akan memudahkan perusahaan agen wisata untuk menjual acara Mane’e ke luar negeri. Termasuk menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan pelayaran untuk menjadwalkan kunjungan kapal ke Pulau Intata guna mengangkut para wisatawan yang ingin menyaksikan Mane’e.
Wardiyanto, Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, mengemukakan bahwa perlu dibangun visi bisnis pariwisata di kalangan masyarakat dan aparatur pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud. Langkah ini penting agar potensi yang besar ini memberikan kontribusi
ekonomi bagi daerah dan masyarakat setempat.
Pilihan lain yang perlu dilakukan adalah membuat strategi besar untuk menjadikan Mane’e sebagai aset pariwisata. Mulai dari penyediaan fasilitas pendukung hingga aspek sosial, sehingga wisatawan merasa nyaman, aman, dan menikmati selama berkunjung ke wilayah tersebut.


Bhs Englis...............................................................


Rarely there is fishing, which is preceded by herding fish using leaf and rattan tied performed rollicking from a depth of three meters, then locked up at certain locations on the coast. Unique event is still done on a number of island communities in the District Talaud, North Sulawesi.





The uniqueness of this event has grown into a warm story among the travelers at home and abroad. So, when in early March 2007, PT Indonesian National Shipping (Pelni) disseminate information about events on the Island Festival Mane'e Intata, Talaud district, on May 21, 2007, as many as 40 Japanese citizens directly enroll in the ASEAN-Japan Centre: promotion center trade, investment, tourism and ASEAN which is headquartered in Tokyo.
They want to watch live and follow the entire process of traditional fishing. "I have long heard stories about Mane'e. Her story made me very curious and anxious to see directly, but only this time the opportunity came, "said Naoko Miyazaki who lives in Tokyo, Japan.
History
Naoko claimed since the end of March 2007, he was with three friends began to gather materials and information about Mane'e, historical, and cultural community and the Sangihe Talaud. The information collected is very attractive that makes them believe this trip to Indonesia must be very satisfying.
In the midst of preparation for the more mature to get to the island Intata, the 40th candidate for tourists from Japan got the news about changes in timing of the Festival Mane'e; from its original May 21, 2007 to May 23, 2007. The change was broadcasted in Japan in early May
2007.
As a result, 36 potential tourists from the State Sakura immediately cancel plans to attend the Festival Mane'e. The reason, their tour schedule to Indonesia and several countries in Southeast Asia hard to change again. If you force yourself to follow Mane'e event on May 23, 2007, means that it will destroy most of the travel plan.
A week before the festival, word got out again that the events on the island Intata Mane'e still held on May 21, 2007. "This news came after 36 Japanese tourists already canceled plans to travel to Intata. So, no more benefits, "said Naoko, Japanese tourists, who with three friends from Tokyo chose to stay on the island Intata.
Not managed
Mane'e was really special. For example, the timing of events based on the calculation of the movement of stars and the highest tides of the sea. Mane'e venue has been sterilized from catching fish.
Of the nine locations on the island and surrounding Intata one location of which fishing is allowed only once a year when the event Mane'e. Eight other locations sterilization valid for six months. Area of
​​each location ranges from six to eight hectares. Outside location Mane'e, fishermen still catch fish throughout the year.
After the fish herded by leaf attached to the cane into a pond near the beach, all citizens are allowed to catch by hand.
The catch is it can be consumed in their homes.
Along with the times, Mane'e also become popular in many corners of the world. In fact, later turned into an icon of tourism in Talaud Islands. Moreover, the tradition that has lasted hundreds of years was not found in other areas.
However, local governments, indigenous peoples, and businessmen in the area have not been able to manage activities to attract tourists Mane'e, including from foreign countries. One example is the change in schedule Mane'e event just before the activity.
In addition, during Mane'e organizers never lasted too sure when the fishing begins. As a result, many guests from outside the Islands Talaud who can not watch the entire process of catching fish. When they arrived at the pond fish confinement, Mane'e activities already completed.
"Since the beginning of April 2007, I have prepared myself to follow and record the entire process Mane'e activities. We came all the way from Japan because of events like this are very rare. Therefore, we want to see it directly. However, we could not record the whole process because of time fishing in bulk delivered Intata different committees on the island with the fact that fishermen do, "said Nobuko Otsu Japanese tourist pitched disappointed.
The next step
Disappointment was also expressed the Secretary-General of the Association of Marine Tourism (Gahawisri) Didien Junaedy. "Tourists were willing to come to an activity solely want to see the process. That momentum is considered the most important and most valuable, "said Didien.
These problems arise, he added, because of weak coordination Mane'e Festival organizers from the central to district. If the event Mane'e want to be sold as tourism, fishing should be a gradual mass. For example, the first arrest made guest from outside Talaud, or foreign tourists. After that, following the local community and so forth.
Why do foreign tourists that come first? Because they will be able to tell and inform the other tourists all over the world. "When the ceremony Mane'e give a positive impression, on the next activity would interest many foreign tourists," said Didien.
In addition, the time of the event Mane'e also be set a year earlier. This is important because for foreign tourists, any trips abroad are always
scheduled several months earlier, along with the timing and duration of visits at each location, and cost.
In addition, a clear schedule will allow travel agents to sell the company Mane'e events abroad. Includes a long term cooperation with a number of shipping companies to schedule a visit to the Island Intata ship to transport the tourists who want to see Mane'e.
Wardiyanto, Advisor to the Minister of Culture and Tourism, said that the need to build a business vision of tourism in the community and government officials Talaud Islands.
This step is important for this great potential to contribute
for the local economy and local communities.
Another option that needs to be done is to create a grand strategy to make Mane'e as a tourism asset. Starting from the provision of supporting facilities to the social aspect, so that visitors feel comfortable, safe, and enjoy during a visit to the region.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar